Setiap kita pasti senang jika bisa tinggal di area nyaman
kita dimana didalamnya sudah ada rumah yang nyaman, kendaraan yang nyaman,
keluarga yang nyaman dan terutama pekerjaan yang nyaman. Sekarang pertanyaannya
apakah kita mau jika TUHAN meminta kita meninggalkan Zona Nyaman itu ???
Menjawab mau sekarang pasti mudah karena menjawab kan tidak harus membayar,
tetapi jika harus melakukan dan membayar dengan umur dan kenikmatan yang kita
dapat pasti jawaban menjadi tidak mudah. Apalagi harus melibatkan anak, istri
dan orang tua yang pasti harus menanggung konsekuensi jawaban kita pada TUHAN.
Hal ini yang selalu membuat saya begitu kagum sama ABRAHAM ,
yang karena ketaatan disebut bapaknya orang beriman. Iman Abraham memang begitu
luar biasa dan ini bukan hanya ketika dia diuji dengan tidak memperoleh anak
dalam waktu lama (Alkitab mencatat sampai tua dan mati pucuk), atau saat harus
mengorbankan Iskak anak yang ditunggu demikian lama atau saat-saat lain ketika
Abraham sudah berada di negri yang dijanjikan TUHAN.
Saya sangat kagum dengan ABRAHAM ketika dia menjawab ya
kepada TUHAN yang baru dia kenal. (Alkitab tidak pernah mencatat iman dari
keluarga dan orang tua Abraham). Saya juga kagum ketika ABRAHAM mau diminta
jalan ke negri baru dan keluar dari negaranya yang subur dan makmur,
meninggalkan keluarga besarnya yang pasti sangat mengasihi dia (Alkitab
mencatat tidak ada pertentangan dengan keluarga sebelum Abraham pergi dan
bahkan Abraham meminta budaknya mencarikan istri untuk Ishak, ini artinya
keluarga besar Abraham adalah keluarga yang nyaman menurut dia). Dalam kondisi sngat
kaya (kej 13:2), makmur, dikasihi keluarga, ada di negri yang subur dll dll
kondisi yang nyaman Abraham bersedia untuk pergi dan menurut perintah TUHAN.
Keputusan yang sangat tidak mudah dan bahkan sampai saat ini
jika TUHAN menghendaki kita melakukannya. Saatnya kita evaluasi iman kita, kita
evaluasi kasih kita pada TUHAN yang sudah kita kenal lama dan bahkan sudah
mengorbankan DIRINYA untuk menebus dosa kita. Masih sanggupkah kita berkata
tidak jika TUHAN meminta kita ? Kita yang pasti kondisinya belum seperti
Abraham yang saat itu dicatat Alkitab sudah sangat kaya, mau meninggalkan semua
dan mendatangi daerah baru yang dijanjikan TUHAN kepadanya. Abraham yang sudah
cukup tua dan berumur 75 tahun ketika TUHAN panggil bahkan mungkin jauh lebih
tua daripada rata-rata kita. Abraham yang dalam kondisi seperti ini bisa
berkata ya dan menurut akan perintah TUHAN. Sanggupkah kita melakukan hal yang
sama ???
Ini pasyti sangat sulit dan mungkin jawaban kita pada TUHAN
bisa kita mulai ketika kita diminta menjadi pengurus komisi, pengurus POKJA,
penatua atau mulai dengan terlibat di
kepanitiaan yang ada di Gereja kita. Semoga semakin banyak Pengurus dan aktifis
serta jemaat yang aktif di GKI Kranggan. Tuhan Yesus memberkati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar