“ Coba di setiap rumah para istri , anak dan suami mau jadi agen PPATK
dan KPK yach...mereka mau tanya ke suami, orang tua dan istri nya darimana sumber
penghasilan mereka....berapa besar penghasilan mereka dan asalnya.....dan mau
hidup sesuai dengan besar penghasilan pasangan nya....pasti korupsi akan hilang
dari negara kita....Korupsi tetap salah walau tidak ketahuan, bukan baru
salah setelah ketahuan..”
Saya tertarik
menulis tentang Korupsi karena banyak orang yang berkata membencinya tapi
sebenernya dalam kehidupan sehari hari dia malah sudah melakukan nya. Bukan
hanya melakukan tetapi tanpa sadar mereka juga sudah mengkader anak mereka
untuk melakukannya juga. MENGERIKAN SEKALI.
Kenapa saya
katakan mengerikan, karena korupsi tanpa kita sadari sudah menghancurkan daya
saing kita sebagai pribadi, keluarga dan juga daya saing kita sebagai bangsa.
Kita sebagai pribadi dan bangsa tidak lagi peduli sama yang namanya kompetensi
dan kemampuan pribadi. Kita lebih peduli dengan hasil akhir yang namanya keberhasilan
bentuknya bisa : kita lulus ujian SIM, kita lulus sekolah dan dapat diterima di
sekolah yang lebih tinggi dan punya nama yang tersohor, kita bisa diterima
kerja di perusahaan yang bonafid, kita bisa mendapatkan harta dan kekayaan yang
berlimpah, kita bisa punya kedudukan bagus dll dll TANPA PEDULI SAMA PROSESNYA.
Persaingan
tidak sehat menjadi menu harian di depan mata kita dan ditonton sama anak anak
kita. Siapa punya uang dan kedudukan dia bisa mendapatkan apa saja yang dia
mau. Di kepala dan mata kita memandang orang lain seolah sudah ada label
harganya dan bisa kita beli. Kita tidak takut sama yang namanya Ujian Nasional,
Ujian Kenaikan tingkat dan pangkat karena semua hanya formalitas yang bisa kita selesaikan dengan uang.
MENGERIKAN BUKAN.
Jika anda belum
juga merasakan hal itu sebagai hal yang mengerikan atau malah anda berfikir
sebagai hal yang menyenangkan karena kebetulan anda saat ini sedang beruntung
ada di posisi punya uang banyak dan posisi bagus di tempat anda bekerja. Mari
kita renungkan lebih jauh. Negara kita
yang kaya ini dan dianugrahi TUHAN dengan lautan yang kaya dengan ikan,
perairan international yang ramai, kekayaan SDA yang melimpah di darat dan di
laut, SDM yang banyak sekali untuk mengolah kekayaan itu, Hutan yang luas yang menjamin
pasokan oksigen dan udara segar untuk semua kita, tanah yang subur yang bisa
kita Tanami apa saja dll dll…tapi mari kita lihat hasilnya apa yang kita
peroleh. Kita mulai dengan yang kita makan terlebih dahulu nda saya mengajak
kita semua mengunjungi supermarket dan mari kita hitung berapa banyak bahan
yang dijual itu merk luar negri dan bukan produksi sendiri mulaid ari beras,
buah sampai makanan olahan. Saya pernah ambil survey kasar lebih dari 50%
adalah produksi luar atau bermerk luar (walau mungkin produksinya sudah di
dalam negri). Kita beranjak ke yang kita pakai mulai dari baju, sepatu, parfum,
tas, mobil dll mana yang merk local mungkin tidak sampai 30%. Sekarang kita beranjak ke yang kita tempati
rumah maka di rumah kita barang buatan luar akan denagn mudah kita temui.. dll
dll….apa itu tidak membuat kita sadar ????...belum lagi kalau kita baca koran
dimana PLN sampai harus cari gas dan batubara ke luar negri, Pertamina beli BBM
ke luar negri ketika hasil dalam negri malah kita jual ke luar negri dengan
harga murah dengan alasan kontrak sudah ditandatangani. IRONI dan MENGERIKAN.
Negara manapun
seperti juga rumah tangga atau inndividu tidak akan bisa bertahan jika
pengeluarannya lebih besar daripada pemasukan. Kita juga tidak bisa meningkatkan
pemasukan jika kemampuan bersaing kita lemah. Di sisi lain kita tidak akan
pernah mau bersaing secara maksimal jika kita melihat ada celah atau jalan
pintas yang namanya suap/korupsi untuk mencapai tujuan kita. Anak SD dengan
semangat belajar dan kepandaian tinggi, harus kalah bersaing dengan anak
pemalas yang punya uang dan bisa membeli soal EBTANAS atau bahkan ulangan
sekolah, Masuk sekolah lebih tinggi juga mudah didapat dengan uang dan bukan
prestasi, bahkan sekolah negri berlomba lomba mengkomersialkan diri atas nama kompetisi yang akhirnya perlu dana lebih besar untuk operasionalnya, mau diterima kerja juga lebih mudah asal ada uang dll dll…UANG JADI panglima dan bukan
kemampuan….
Di sisi lain
semua orang yang bisa kaya karena korupsi atau menyalahgunakan kekuasaan
biasanya tidak punya pengalaman berbusiness dan takut memutar uangnya di sector
produksi dan lebih suka menaruh uangnya di Bank. Karena uangnya dari hasil
tidak halal maka mereka juga menaruh uangnya di Bank di luar negri….maka
masalah menjadi semakin besar. Sektor riil kesulitan mencari modal karena dana
besar ada di Negara orang dan ironinya dana itu mereka pakai untuk membangun
Negara mereka supaya bisa menang dalam kompetisi kemampuan dengan Negara
kita….Ventur capital atau orang yang mau share resiko dengan pengusaha baru
semakin langka dan pengusaha baru kesulitan mencari dana ke Bank karena mereka
biasanya tidak punya jaminan/collateral…karena susahnya menapatkan modal usaha
akhirnya sector usaha menjadi sector yang kurang popular dan jumlah nya sangat
sedikit Karen aidentik dengan ketidak pastian dan kesusahan, orangtua lebih
suka anaknya jadi karyawan yang pasti dan aman…Semua saling bertaut dan ujung
ujungnya Negara kita seolah jadi Negara yang hidup dari menjual kekayaan SUMBER
DAYA ALAM nya…sama dengan anak keluarga kaya yang tidak punya kemampuan dan
hidup dari menjual harta orang tuanya…..
SAMPAI KAPAN
KITA MAU BERTAHAN……SAMPAI KAPAN KITA TIDAK MAU BERUBAH ??? SAMPAI KAPAN KITA MAU MENIKMATI KESENAGAN
SEMU ini ???? SAATNYA BERUBAH…SEKARANG ATAU KITA AKAN JADI NEGARA/PRIBADI
GAGAL….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar