Total Tayangan Halaman

Kamis, 04 September 2014

“Baiklah Hidup Kita dipimpin Oleh Roh: KESABARAN”

“Tetapi buah Roh ialah kasih,sukacita, damai sejahtera, kesabaran,kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.” (Gal. 5:22-23)5:22-23)


Pernahkah meminta kepada Tuhan supaya diberi kesabaran? Sudahkahmendapatkannya? Dalam pekan doa pantekosta yang lalu, di dalam kelompok-kelompok diskusinya sangat seru, sebab ternyata jumlah usia seseorang tidaklah serta merta menunjukkan tingkat kesabaran seseorang. Banyak yang ingin menjadi orang yang sabar, tetapi mengapa sedikit yang memilikinya? 

Kesabaran dalam bahasa Yunani diterjemahkan dari dua kata: 
1).‘Makrothumia’: tahan terhadap penderitaan yang diakibatkan oleh sesama, sabar dalam menanggung perlawanan dan luka dari orang lain; lambat membalas atau menghukum. Kesabaran ini dimiliki oleh seseorang yang dewasa secara rohani, yang mampu menahan diri menerima perlakuan buruk dari seseorang. Paulus menasehatkan dalam surat Kolose: “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kol. 3:13)
2). ‘Hupomone’: tidak menyerah kepada keadaan atau kalah oleh penderitaan, sebab ia memiliki pengharapan keadaan akan menjadi lebih baik. Uniknya, dalam 1 Kor. 13:7, kasih dikaitkan dengan: “Sabar menganggung segala sesuatu.”
Melihat dua kata yunani ini, maka kini kita dapat memahami dengan jelas penggalan puisi berjudul: “Aku Meminta” berikut ini,
Aku minta Tuhan untuk memberiku kesabaran. 
Tuhan menjawab, “Tidak. Kesabaran adalah hasil dari kesulitan. 
Itu tidak dihadiahkan, itu dipelajari.”

Pantas saja, semakin kita fokus untuk semakin sabar, rasanya kok semakin banyak yang membuat kita tidak sabar, marah-marah, terluka, dan panas hati.

Tetapi berita sukacitanya adalah di dalam mempelajari kesabaran ini, mengatasi berbagai kesulitan (sebagai cara supaya sabar) kita dibimbing langsung oleh Maha Guru yaitu Roh Kudus. Betapa bersyukurnya kita, sebab setiap kita memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita dan selalu mengajari kita senantiasa. Hmm, kalau begitu sebenarnya masalah sabar ini hanya masalah kita mau diajari Roh kudus atau tidak ya. Kalau kita mau dibentuk oleh Tuhan, kita pasti bisa!
Selamat belajar dalam bimbingan Roh Kudus. Tuhan memberkati!

----------------------------------------------

“Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” (Gal. 5:25)

 (Gideon Edie Purnomo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar