Total Tayangan Halaman

Kamis, 04 September 2014

“Baiklah Hidup Kita dipimpin Oleh Roh: KELEMAHLEMBUTAN”

“Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera,kesabaran,kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri” (Gal. 5:22-23)


Setiap Orang Kristen dipanggil untuk menjadi murid Yesus. Itu berarti menaladani setiap sikap, tingkah laku dan perbuatan-Nya. Pendek kata belajar pada-Nya. Apa yang harus kita pelajari dari Yesus? Ia bersabda : “Pikullah kuk yang Ku pasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwa mu akan mendapat ketenangan.” (Matius 11 : 29) Marilah kita melihat sifat Yesus di sini yakni Lemah Lembut.

Jika dikatakan bahwa Yesus lemah lembut, itu tidak berarti bahwa Dia berhati lemah. Lemah lembut sama sekali bukan kelemahan. Dalam kenyataan, orang yang lemah lembutlah sesungguhnya memiliki wibawa yang besar. Ia akan disegani baik oleh kawan maupun lawan.

Kelemah lembutan yang sejati selalu diikuti oleh kesabaran dan penguasaan diri. Namun di sisi lain, orang yang lemah lembut sekaligus akan memiliki pula kekuatan dan keberanian yang tak tergoncangkan. Ia seperti aliran air yang tenang, tetapi dapat mengikis dan menghaluskan batu sekasar apapun.

Orang yang lemah lembut juga seperti kota di atas bukit yang tampak dari jauh, keutamaannya tidak akan dapat ditutup-tutupi. Hanya dengan kehadirannya saja ia dapat memberikan rasa sejuk, aman dan tenang bagi orang-orang di sekitarnya. Pribadi Yesus yang lemah lembut dengan mudah membuat anak – anak  tertarik kepada-Nya.

Kelemahlembutan yang tampak jelas dari luar tidak mengatakan bahwa ia hanya soal lahiriah semata. Sebenarnya ia adalah kualitas seseorang yang terpancar dari dalam dirinya. Orang dapat saja tampak lemah lembut. Menurut dirinya kelihatan lemah lembut, namun itu bukan jaminan bahwa ia memiliki kelamah lembutan. Mungkin ia dapat menipu orang – orang untuk sementara waktu, akan tetapi, hal tersebut tidak akan bertahan lama.

Sering kali sikap berpura-pura lemah lembut mencerminkan keinginan seseorang untuk diperhatikan atau suatu usaha menutupi kekurangannya. Tidak jarang pula kesulitan tertentu orang berpura-pura sabar dan tampak menguasai diri sepenuhnya. Namun, sebenarnya sikap tersebut keluar dari ketidak berdayaan untuk mengatasi persoalan tersebut. Untuk yang terakhir ini, sebenarnya orang tersebut hanya menumpuk perasaan – perasaan negatif di dalam hatinya. Suatu ketika perasaan – perasaan tersebut akan meledak atau muncul kepermukaan dengan berbagai perwujudannya. Misalnya penyakit fisik, stress berkepanjangan, insomnia, dan lain sebagainya.

Orang yang benar – benar  memiliki kebajikan kelemah lembutan akan tahu dengan pasti kapan harus bersikap tegas dan kapan memang harus mengalah. Walaupun sebagian besar hidupnya tampak dipenuhi kesabaran, ia tidak akan segan – segan untuk marah jika memang diperlukan untuk kebaikan.
Jarang orang dapat bertahan melawan kelemah- lembutan. Modal penginjilan dan kesaksian yang utama tidak pelak lagi adalah kelemahlembutan. Dan di dalam dinamika pewartaan dan pelayanan injil, kerendahan hati mutlak diperlukan. Betapa pentingnya kelemah lembutan ini, hendaknya disadari oleh kita semua, tiada hidup kristen yang sehat tanpa kehadiran mereka. Mari kita mohon agar Tuhan memberikan kita Anugerah mulia ini.

“Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi” (Matius 5:5)
(E.K.I)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar